Jatuh Cinta Pada Aroma Hujan
Ada aroma menyenangkan setiap kali hujan turun membasahi bumi. Sewaktu kecil saya sering curi-curi keluar rumah untuk bermain hujan dan saya bisa lama sekali berada di luar rumah sampai badan menggigil dan jari-jari saya kisut. Mama selalu marah ketika dia melihat saya pulang kerumah dengan keadaan basah kuyup dan melarang saya untuk keluar saat hujan turun. Tapi, begitu saya mencium aroma hujan, tetap juga saya keluar untuk bermain hujan. Itu semua karena saya jatuh cinta dengan hujan, ada daya tarik yang luar biasa memanggil saya keluar rumah untuk bermain hujan. Sampai sekarang pun saya masih selalu suka dengan aroma hujan, hanya saja saya sudah tidak lagi keluar rumah untuk main hujan, mungkin sudah bukan masanya, badan ini sudah tua;) Sekedar menghirup nikmat aroma hujan dari jendela rumah saya, masih sangat menenangkan.
Ternyata ada alasan ilmiah kenapa aroma hujan itu menyenangkan. Aroma hujan disebut juga dengan Petrichor, yang berasal dari bahasa Yunani. Petra yang berarti batu, dan Ichor yang berarti cairan yang mengalir dalam pembuluh darah para Dewa dalam mitologi Yunani. Istilah ini diciptakan pada tahun 1964 oleh peneliti Australia yang bernama Isabel Joy Bear dan Richard G. Thomas untuk sebuah artikel dalam jurnal Nature. Dalam artikel itu peneliti menjelaskan bagaimana aroma yang berasal dari minyak tanaman tertentu saat masa kering, diserap oleh tanah dan batu. Selama hujan, minyak dilepaskan ke udara bersama senyawa lain, geosmin, metabolik dari actinobacteria tertentu, yang disebarkan oleh tanah yang basah, sehingga menghasilkan aroma khas hujan (sumber wikipedia).
Aroma hujan selalu membuat saya jatuh cinta. Selain aromanya yang menyenangkan, menenangkan, kadang sekaligus menimbulkan perasaan aneh, kerinduan akan masa lalu, rindu akan rumah, keluarga, teman-teman dan lingkungan tempat saya lahir dan dibesarkan. Dulu, di saat hujan begini biasanya dirumah, kami selalu ngumpul di ruang tv, mama selalu membuat kopi dan teh dalam 2 teko besar, karena di rumah hanya saya dan papa yang suka kopi. Mama, kakak dan adik saya sukanya teh. Tak lupa juga ada kue-kue dan ubi goreng yang selalu menemani si kopi dan si teh. Kami mulai bercerita tentang apa saja, saling bercanda, menggoda adik yang paling bungsu, yang paling manja, apalagi tv sudah tidak dinyalakan, mama takut petir menyambar. Aahh, masa yang sangat indah untuk dikenang. Saya, Pluviophile, orang yang selalu jatuh cinta akan hujan dan aromanya.
Comments
Post a Comment